SBY, Agus Yudhoyono, dan Pesan yang Dikirim dari Cikeas...
- Angel Valen
- Nov 3, 2016
- 1 min read

Ketua Umum Partai Demokrat yang juga Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara soal rencana aksi unjuk rasa besar-besaran pada Jumat (4/11/2016).
Hal tersebut diungkapkannya dalam konferensi pers di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Rabu (2/11/2016).
Tak lama setelah konferensi pers dimulai,
ia langsung menyinggung soal tuduhan ada partai politik yang mendalangi dan mendanai aksi tersebut.
SBY tak menyebutkan secara jelas partai politik mana yang dituding seperti itu.
Ia juga tak menyebutkan, siapa yang melayangkan tuduhan.
Namun, setiap kali menyebut ada parpol yang disinyalir mendalangi aksi, nada SBY meninggi.
Beberapa topik turut disinggungnya pada kesempatan tersebut.
Selain mengenai adanya parpol yang diduga mendanai demo tersebut,
SBY juga menyinggung soal hilangnya dokumen asli tim pencari fakta (TPF) kasus pembunuhan Aktivis HAM Munir Said Thalib hingga klarifikasi dirinya yang dituding memiliki harta kekayaan pribadi senilai Rp 9 triliun.
Rangkaian tudingan tersebut terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
(Baca: "Daripada Saling Sindir, Lebih Terlihat Negarawan jika SBY Bertemu Presiden Jokowi")
SBY merasa seolah didera "serangan politik" sejak mengusung putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono untuk maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2017.
Dosen Komunikasi Politik Universitas Bengkulu Lely Arrianie menilai, ada kondisi yang membuat SBY tidak nyaman.
"Kata simbolik agar dia bisa melewati serangan politik itu kan simbol yang luar biasa bahwa dia sangat terganggu dan merasa tidak nyaman," kata Lely, saat dihubungi, Kamis (3/11/2016).
Lely mengatakan, strategi "playing victim"
bisa jadi menjadi salah satu strategi yang digunakan SBY dalam rangka mengusung putranya pada Pilkada DKI.
"Bahwa gempuran dari berbagai pihak untuk pencalonan Agus begitu luar biasa," ujar dia.
Comments