Apa Yang Salah Dengan Inter ??
- Angel Valen
- Aug 23, 2016
- 3 min read

Di saat para rival memetik poin penuh di pekan perdana Serie A Italia, FC Internazionale malah terjungkal di Stadio Marc'Antonio Bentegodi.
Dua gol Valter Birsa memaksa Frank de Boer gigit jari pada debut kompetitifnya bersama La Beneamata, ia juga harus melihat pesaing-pesaing seperti Juventus, AC Milan dan AS Roma berlari kencang dengan kemenangan di laga pertama mereka musim ini.
Apa yang salah dengan Inter pada laga menghadapi Chievo Verona tersebut sehingga mendapatkan hasil yang di luar dugaan?
Pelatih asal Belanda itu sendiri sudah mengungkapkan, ia masih belum terlalu mengenal anak asuhnya karena baru beberapa hari bergabung usai menggantikan peran Roberto Mancini yang didepak usai hasil buruk di pertandingan-pertandingan pramusim.
"Inter saya akan terlihat hanya dalam waktu empat bulan, yang tentunya normal. Di Januari, kami akan benar-benar tahu siapa kami. Saya belum lama berada di sini dan besok, kompetisi akan dimulai," ungkap De Boer.
Namun, meski demikian, De Boer sudah 'terlalu berani' melakukan eksperimen di laga debutnya dengan memainkan tiga bek dan Danilo D'Ambrosio dipaksa menjadi salah satu bek tengah menemani Miranda dan Andrea Ranocchia. Bahkan, De Boer juga secara mengejutkan mencadangkan Ivan Perisic dan memasang Yuto Nagatomo di sayap kiri, menemani Antonio Candreva, yang diakui sang pelatih belum sepenuhnya bugar, di sayap kanan.
Setelah pertandingan, De Boer mengaku memakai tiga bek karena mempertimbangkan faktor kebugaran tim, tetapi bagaimanapun juga, skema tiga bek plus taktik sang pelatih dengan 'possesion football' yang masih 'asing' bagi pemain-pemain La Beneamata membuat performa tim belum maksimal, terutama lini pertahanan, para pemain tampak masih kebingungan dalam menyusun organisasi yang kukuh.
D'Ambrosio yang bermain di luar posisinya kerap kesulitan mengatasi umpan-umpan terobosan yang dilakukan The Flying Donkey, sementara Nagatomo yang dipasang sebagai sayap kiri juga kurang disiplin dalam membantu pertahanan, dengan gol pertama sedikit banyak terjadi karena pemain asal Jepang itu yang terlambat menutup ruang di belakangnya.
Dalam lini serang, De Boer masih bisa melihat sisi positif dengan banyaknya peluang yang didapatkan oleh anak asuhnya - delapan tembakan dari dalam kotak penalti Chievo dan lima di luar kotak. Tetapi, ia masih harus mengasah ketajaman para penyerangnya agar tidak banyak peluang yang berakhir sia-sia lagi di pertandingan berikutnya.
Ya, alasan ini menjadi 'dalih favorit' De Boer atas kekalahan anak asuhnya di pekan perdana Serie A 2016/17, tetapi memang demikian situasi yang menimpa skuat Nerazzurri saat ini.
Jadwal pramusim yang kurang tertata saat kursi pelatih masih diduduki Roberto Mancini dan batalnya satu pertandingan uji coba ketika tongkat estafet sudah diberikan kepada De Boer, membuat program fisik pelatih kurang maksimal.
Bagaimana tidak, Inter harus keliling Amerika Serikat selama dua pekan dengan menjalani lima pertandingan, sebelum terbang ke Irlandia untuk melakoni laga terakhir International Champions Cup menghadapi Celtic.
Belum lagi, beberapa pemain baru, Antonio Candreva dan Ever Banega , plus pemain-pemain bintang seperti Jeison Murillo dan Ivan Perisic, sangat minim bermain di pramusim. Tiga nama terakhir tercatat baru bergabung pada laga terakhir Mancio di Inter - menghadapi Spurs - dan praktis Candreva hanya tampil pada laga pamungkas pramusim Inter menghadapi skuat asuhan Brendan Rodgers.
Situasi tidak ideal tersebut tentu saja tidak bisa diabaikan, dan Samir Handanovic telah mengkritik manajemen Inter yang buruk dalam mengelola pramusim klub sehingga berujung pada hasil tidak maksimal di pekan perdana Serie A.
"Kami tahu tingkat kebugaran kami tidaklah bagus karena kami melakoni tur musim panas hanya dengan setengah skuat. Ini bukan salah pelatih, tapi salah mereka yang mengaturnya," ujar Handanovic. "Kami nyaris belum menyelesaikan latihan apa pun dan karenanya kami tidak berada dalam kondisi yang bagus."
Dalam pertandingan menghadapi Chievo tersebut, perkataan De Boer memang terbukti. Pada paruh pertama, skuat Inter masih mampu menjaga konsentrasi untuk memainkan skema yang diinstruksikan oleh sang pelatih. Tetapi, setelah jeda, level kebugaran yang jauh menurun membuat para pemain kesulitan menjaga level performa, terutama dengan taktik yang belum dikuasai, hingga akhirnya menderita kekalahan mengejutkan.
De Boer memiliki waktu satu pekan sebelum kembali bertarung di kasta tertinggi sepakbola Italia, menghadapi Palermo. Dalam waktu sesingkat itu, ia harus berusaha keras meningkatkan level kebugaran anak asuhnya dan juga membuat para pemain menyerap skema taktik yang ia inginkan.
Comentários