Sejarah Hari ini (12 Agustus): Lahirnya Sang Striker Kontroversial
- Angel Valen
- Aug 11, 2016
- 3 min read

Tepat hari ini, 26 tahun yang lalu, lahirlah salah satu pesepakbola paling berbakat yang sayangnya lekat dengan sikap kontroversial.
12 Agustus 1990 seharusnya jadi salah satu momen paling bersejarah bagi persepakbolaan dunia. Hari itu atau tepat 26 tahun silam, di Kota Mafia, Palermo Italia, lahirlah salah satu bakat terbaik di dunia sepakbola, yakni Mario Balotelli Barwuah.
Lahir dari kedua orang tua yang berstatus imigran asal Ghana, Balotelli kecil ternyata menjadi beban mereka. Lantaran tak sanggup memenuhi tanggungan ekonomi, Balo, sapaan akrabnya, lantas diasuh oleh pasangan tulen Italia, yakni Silvia -- seorang anak dari korban selamat tragedi Holocaust -- dan Francesco Balotelli pada usia dua tahun.
Sejak saat itu Balo terus hidup bersama orang tua asuhnya hingga mendapat paspor Italia di usia 18 tahun. Ketika mendapat paspor, ia melempar pernyataan yang dalam beberapa momen kerap kerap ditegaskannya; "Saya seorang Italia, saya selalu merasa sebagai orang Italia, dan selamanya saya akan bermain untuk timnas Italia."
Kembali ke masa kecil, Balo memulai karier sepakbolanya di Lummeze pada usia 11 tahun. Bakatnya yang besar terasah dengan baik dan hal itu terbukti ketika di usia 15 tahun, dirinya dipromosikan ke tim utama.
Sesuatu yang sampai membuat Barcelona meliriknya dan mengundangnya ke Camp Nou untuk mengikuti trial, meski sayang berujung kegagalan. Namun karier Balo tetap melonjak, karena setahun berselang FC Internazionale mengakuisisinya dari Lummeze.

Di Giuseppe Meazza Balo lantas mentas sebagai bintang sepakbola baru dan dunia pun mulai mengenalnya. Ia jadi wonderkid La Beneamata, dengan turut berkontribusi dalam raihan tiga Scudetto, satu Coppa Italia, satu Piala Super Italia, dan satu Liga Champions.
Namun di Inter pula karakter kontroversial Balo dikenal. Ketika namanya mulai menjulang, ia kerap membolos dan bermalas-malasan latihan, begitu emosional di atas lapangan, berkonflik dengan rekan setim, hingga membuat Interisti murka.
Contoh kasus paling diingat tentu saja bagaimana Balo pernah membuat legenda besar seperti Francesco Totti lepas kontrol dengan menginjaknya, plus membuang jersey Inter secara tak terhormat dalam kemenangan penting atas Barcelona.
Pada musim panas 2010 setelah Inter merengkuh treble winners, Balo yang usianya masih 19 tahun kemudian dijual ke Manchester City lewat harga tinggi senilai €21,8 juta. Di Liga Primer Inggris sosoknya pun makin dikenal publik sepakbola dunia.
Selain performanya yang terbilang apik di atas lapangan hingga menangi Golden Boy Award, kehidupan glamor, tingkah konyol, dan sikap indisipliner-nya selalu setia menghiasi pemberitaan media. Aksi melegendanya tentu saja terjadi pada 23 Oktober 2011 di Old Trafford, ketika The Citizens membantai Manchester United 6-1.
Balo yang mencetak dua gol berselebrasi dalam salah satu gol-nya dengan menunjukkan kaus bertuliskan "Why Always Me?" Satu respons yang diberikannya pada publik dan media Inggris yang gemar menjadikannya topik panas.
Setelah membawa City jadi kampiun EPL secara dramatis di musim 2011/12, sayangnya Balo terus melanjutkan sikap kontroversialnya. Ia sempat bertengkar dengan rekan setim hanya karena ingin jadi eksekutor sepakan bebas, gagal menyelesaikan peluang mencetak gol supermudah karena menendangnya dengan tumit, hingga bertengkar satu lawan satu dengan manajer tim, Roberto Mancini.

Di musim dingin 2013 Balo pun dilepas ke AC Milan yang statusnya kemudian dipermanenkan pada musim panas. Sempat jadi pujaan dalam waktu singkat, karier pemain yang dinaungi oleh Mino Raiola itu terus menurun. Sikap kontroversialnya di luar lapangan, seakan membuat sentuhannya di atas lapangan hilang.
Balo tak kunjung membaik ketika dijual ke Liverpool hingga kemudian dikembalikan lagi ke Milan musim lalu. Di usianya yang kini menginjak 26 tahun, ironisnya Balo justru kuat dirumorkan bakal hengkang ke klub medioker Serie A Italia, Chievo Verona.
Di level timnas, Balo sejatinya sudah jadi andalan Italia sejak usianya masih 19 tahun. Ia sukses masuk skuat inti untuk gelaran Euro 2012 dan Piala Dunia 2014. Namun performa buruknya akhir-akhir ini otomatis melenyapkan rutinitasnya membela La Nazionale, hingga dirinya bahkan gagal terbang ke Euro 2016 lalu. Caps-nya sementara terhenti di angka 33, dengan sumbangsih 13 gol dan lima assist.
"Saya pernah bermain dengan beberapa penyerang terbaik, dan saya bisa katakan kepada Anda bahwa Mario memiliki semua atribut untuk menjadi salah satu penyerang terbaik dunia. Sayang segalanya tak berjalan seperti seharusnya, tapi ia masih memiliki waktu untuk berada di atas. Balo perlu mengambil langkah klub berikutnya dengan hati-hati," nasihat Andrea Pirlo pada bomber berjuluk Super Mario tersebut.
Ya, bagaimanapun, buon compleanno Balo! Semoga bakat besarmu tak terus jadi kesia-siaan belaka.
Comentários