top of page
Search

Sejarah Hari Ini (25 Januari): Tendangan Kungfu Eric "The King" Cantona

  • Writer: Angel Valen
    Angel Valen
  • Jan 25, 2016
  • 2 min read

Tendangan kungfu Eric Cantona yang terjadi tepat 21 tahun silam, merupakan salah satu peristiwa paling kontroversial dalam sejarah sepakbola.

Siapa yang tak kenal Eric "The King" Cantona? Bahkan bagi Anda yang tak pernah sekalipun melihat aksinya ketika masih berkarier, pasti mengetahui nama populer ini.

Bagaimana tidak, Cantona memiliki segala atribut yang membuatnya haram untuk tak dikenal publik dunia. Sebagai pesepakbola profesional, ia bermain di klub paling dikenal, Manchester United, memiliki wajah rupawan, gaya berpakaian yang legendaris hingga jadi tren, dan tentunya skill memesona.

Namun dari segala sisi baiknya tersebut, Cantona juga memiliki sisi gelap yang bahkan punya porsi besar akan alasan kepopulerannya. Ya, dia adalah satu dari banyak pesepakbola berpestasi yang punya sikap kontroversial.

Dan tragedi paling legendaris yang pernah dihadirkannya, apalagi jika bukan "Tendangan Kungfu Cantona". Sebuah aksi yang terjadi tepat 21 tahun silam, dalam matchday 25 Liga Primer Inggris 1994/95.

Bertandang ke Selhust Park, markas Crystal Palace, United dibuat amat tertekan dengan permainan menggebu The Glaziers. Lini depan mereka terkunci oleh pertahanan rapat tuan rumah, hingga babak pertama berakhir imbang tanpa gol.

Situasi tak berubah di babak kedua dan ketika waktu menunjukkan menit ke-49 pertandingan, tragedi legendaris itu pun terjadi. Berawal dari pelanggaran 'normal' Cantona pada bek Palace, Richard Shaw. Wasit laga, Alan Wilkie, secara kontroversial menghukum Sang Raja dengan kartu merah.

Serentak para pemain Palace langsung mengerubungi dan mengintimidasi Cantona yang tampak keheranan. Dalam situasi itu, Si No, 7 masih tampak sabar dan akhirnya keluar lapangan tanpa protes.

Namun dalam perjalanan menuju lorong ruang ganti, provokasi yang dilakukan ribuan suporter Palace akhirnya membuat Cantona meledak juga. Sasarannya pun diarahkan pada sosok bernama Simmons Matthews, yang meneriaki dirinya begitu lantang.

Sontak saja, sebuah tendangan langsung dilancarkan Cantona ke arah Matthews! Kurang tepat sasaran, sang legenda kemudian menambahinya dengan bombardir pukulan! Ofisial pertandingan dan Peter Schmeichel kemudian melerai keduanya dan Cantona pun masuk ke lorong ruang ganti dengan penuh sorakan mengejek.

Media dan publik kemudian mengenal peristiwa itu dengan sebutan "Tendangan Kungfu Cantona", merujuk pada teriakan komentator Capital Gold Radio, Jonathan Pearce, pada momen tersebut.

Hujatan kemudian membanjiri Cantona. Banyak yang menyebutnya tak layak lagi melanjutkan profesinya sebagai pesepakbola profesional.

Sesuatu yang nyaris jadi kenyataan seiring hukuman yang diterima Cantona akibat peristiwa tersebut. Pihak berwajib menghukumnya dengan penjara dua pekan yang kemudian diganti menjadi aksi sosial selama 120 jam, sementara komisi disiplin FA melarangnya merumput selama delapan bulan.

Untungnya manajer The Red Devils saat itu, Sir Alex Ferguson, berhasil membujuk Cantona yang sampai mengungsi ke kampungnya di Prancis, untuk kembali berkarier. Sang Raja pun kembali dan mengakhiri karier sepakbolanya di United pada usia 31 tahun, atau sekitar dua tahun pasca kejadian.

"Saya tidak mendarat dengan sempurna [ketika menendang]. Itu sebabnya saya kemudian memukulnya [Simmons] lagi. Tapi, saya tidak memukulnya dengan keras. Saya seharusnya memukul lebih keras. Jika saya ingin menendang suporter, saya akan melakukannya. Saya bukan panutan. Saya bukan guru, yang akan menyuruh Anda berbuat baik," kenang Cantona pada 2015 lalu, seperti dikutip Four Four Two.


 
 
 

Comentários


Featured Posts
Recent Posts
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic
  • Facebook - Black Circle
  • Twitter - Black Circle
  • Pinterest - Black Circle
  • Instagram - Black Circle

© 2015 7WYN.COM. All rights reserved.

bottom of page